Jumat, 20 April 2018

Kesehatan & Keselamatan Kerja pada Sistem Kapitalis



Kita sangat berduka atas peristiwa mengejutkan terkait suksesnya pabrik mercun membuat puluhan pekerjanya menjadi luka-luka, bahkan merengut korban jiwa dari saudara-saudara kita sampai mencapai 49 orang. Anehnya masih banyak yang beranggapan bahwa kecelakaan yang terjadi merupakan nasib atau takdir belaka yang seolah-olah tidak bisa dihindarkan, sehingga membenarkan langkah langkah yang diambil pemerintah hanya sebatas ganti rugi korban dan menghukum yang bersalah saja.
Menteri urusan terkait pun bahkan hanya fokus pada tindakan kuratif saja seperti pernyataanya yang disampaikan di beberapa media bahwa kasus ini harus diusut tuntas sesuai hukum yang berlaku dan korban ditangani dengan baik, terkesan kasus ini hanya masalah pelanggaran hukum saja yang dilakukan oleh pihak perusahaan semata dan kasus ini tidak terlihat menjadi problem yang kompleks.
Keselamatan merupakan salah satu hak asasi manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah dan dihargai oleh masyarakat lainya. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa ada 101.367 kasus di 17.069 perusahaan dari 359.724 perusahaan yang terdaftar dengan korban meninggal dunia sebanyak 2.382 orang sampai dengan bulan November tahun 2016. Penyebabnya pun beragam antara lain karena masih rendahnya kesadaran pengusaha dan karyawan akan pentingnya penerapan K3. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hak dasar bagi pekerja dan dilindungi oleh undang-undang, dititik inilah dirasa perlu kehadiran peran pemerintah yang lebih luas dan multi sektoral untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja.
H.W. Heinrich dengan teori dominonya menggolongkan penyebab kecelakaan menjadi dua yaitu unsafe action (prilaku tidak aman) dan usafe condition (kondisi tidak aman). Studi empiris menyajikan data bahwa yang paling dominan biasanya terjadi karena unsafe action. Unsafe action dan unsafe condition tidak muncul secara tiba-tiba, akan selalu bersamaan dengan berbagai macam faktor penyebab yang mengikutinya. Secara umum bisa disebabkan oleh sistem kapitalis yang juga menjadi salah satu sumber dari berbagai permasalahan yang ada di dunia saat ini.
Sistem kapitalis telah melahirkan kaum borjuis (pemilik modal) dan kaum proletarian (kaum pekerja) dalam status sosial. Kesenjangan status sosial ini kian meningkat di berbagai negara salah satunya di indonesia. Persaingan dan pertarungan status sosial ini melahirkan keserakahan yang membabi buta. Kaum pekerja hanya dianggap sekedar alat produksi sebagaimana dengan mesin-mesin dan alat kerja lainya yang dipaksa berproduksi dan dengan mudah diganti dengan yang baru dengan tujuan peningkatan profitabilitas semata.
Kondisi seperti ini terkadang menyebabkan kehilangan rasa kemanusiaan pada esensi manusia paling mendasar. Kepedulian terhadap keselamatan dan kesehatan kaum pekerja pun kian tergerus. Tanpa kita disadari kaum pemilik modal telah menciptakan unsafe condition dan melakukan unsafe action ditataran konsep yang luas hanya semata-mata untuk mengejar status borjuis melalui peningkatan profitalisasi.
Masalah seperti ini mungkin akan senantiasa mewarnai kehidupan manusia sebagai makhluk sosial di lingkungan sistem kapitalis, realitas kehidupan seperti ini selalu melahirkan persoalan keadilan dan ketidakadilan yang diciptakan oleh sistem itu sendiri.
Disisi lain ketidakadilan pun berdampak domino terhadap kaum pekerja dan telah mereduksi pola prilaku mereka sehingga melahirkan pola unsafe action. Aspek keselamatan pun terkesan diabaikan oleh kaum pekerja. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karna pada dasarnya keselamatan adalah kebutuhan dan hak dari setiap manusia dan menjadi naluri dari setiap mahluk hidup. Namun demikian beberapa pandangan ahli menyebutkan bahwa kebutuhan manusia dapat dibagi menjadi kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.
Pemenuhan kebutuhan primer akan selalu menjadi prioritas utama manusia yang selanjutnya kebutuhan akan safe menjadi hal yang kesekian saja, sejatinya manusia akan selalu mendahulukan pemenuhan kebutuhan primernya karna merupakan kebutuhan paling mendasar dan harus di penuhi terlebih dahulu dibanding kebutuhan lainya sebagai contoh kebutuhan makan, tempat tinggal misalnya akan menjadi lebih prioritas dibandingan kebutuhan akan safe.
Maka tak heran kita bisa melihat dalam lingkungan kerja banyak kaum pekerja yang terbiasa dan sanggup melakukan pekerjaan yang sangat berbahaya yang terkesan abai terhadap aspek keselamatan dan kesehatan karna merupakan tuntutan kebutuhan paling mendasar. Berbeda dengan masyarakat menengah ke atas yang telah tercukupi kebutuhan primernya. Mereka cenderung menuntut kebutuhan safe dalam menjalani kehidupan karna kebutuhan primer nya telah terpenuhi.
Eksploitasi besar besaran kaum pemilik modal terhadap kaum pekerja juga telah turut menyumbangkan kenaikan angka status masyarakat miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa secara tidak langsung kondisi miskin akan merubah pola prilaku sosial untuk lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan primer dibandingkan kebutuhan akan safe dalam setiap lini sektor kaum pekerja. Sehinga pola unsafe action dari pekerja pun kian semakin meningkat
Maka kemudian penyelesaian masalah kecelakaan kerja menjadi rumit dan kompleks dan multi sektoral, jika dikatikan dengan tujuan negara yang selalu mengejar angka pembangunan dan pertumbuhan ekonomi semata dengan menganut sistem kapitalis maka keberharhasilan tersebut akan selalu dibayar dengan keringat, penderitaan bahkan nyawa dari kaum pekerja.
Negara hadir bukan hanya semata mengejar pertumbuhan ekonomi semata, tetapi menjamin keselamatan dan kesehatan rakyatnya karna faktanya pertumbuhan ekonomi juga tidak mensejahterakan rakyat. Maka diperlukan kebijakan-kebijakan dari pemerintah yang lebih mengarah pada pembangunan berkelanjutan yang mengedepankan prinsip-prinsip keadilan dan pemerataan sesuai amanat konstitusi sehingga peningkatan pola perubahan unsafe action dan unsafe action dari kaum borjuis dan proletarian ini bisa direduksi sehingga kemudian dengan sendirinya kasus kasus kecelakaan kerja bisa berkurang di negara kita tercinta ini.

Salam safety !!!
Safety is not just a selogan its a way of life

M.Rosidi Tarigan
QHSE Consultant at BSC Consulting


Tidak ada komentar:

Posting Komentar